Selasa, 13 Oktober 2015

DEFINISI PENALARAN, DEDUKTIF, DAN INDUKTIF

DEFINISI PENALARAN, DEDUKTIF DAN INDUKTIF


        A. PENALARAN
Berbagai definisi tentang penalaran, salah satunya menjelaskan bahwa Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang  menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Kemudian penalaran juga diartikan sebagai kegiatan berpikir tentang sesuatu secara sungguh-sungguh dan logis. Karena, hasrat ingin tahu seseorang akan dipengaruhi apabila seseorang memperoleh pengetahuan baru atau mampu memecahkan masalah sebagai jawaban atas pertanyaan –pertanyaan sendiri. Biasanya manusia berfikir jika dihadapkan dengan berbagaii masalah, akan tetapi tidak semua masalah dapat mendorong mereka untuk memikirkan secara sungguh-sungguh.
Adapun definisi penalaran menurut para ahli :
  •  Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
  •   Bakry (1986:1) menyatakan bahwa penalaran atau reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
  • Suriasumanti (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktiftas berpikir dalama pengambilan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.

CIRI-CIRI PENALARAN
  •     Logis yaitu suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada dta yang shali
  •    Analitis berarti bahwa kegiatan penalaran tidak lepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunujuk-petunjuk akal pikirannya kedlam suatu pola tertentu.
  •    Rasional artinya adalah apa yang sedang dinalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.

TAHAP-TAHAP PENALARAN
Menurut John Dewey, proses penalaran manusia dilakukan melalui beberapa tahap-tahap sebagai berikut:
  • Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
  • Kemudian rasa sulit tersebut diber definin dalam bentuk permasalahan.
  • Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi atau teori
  •  Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara mengumpulkan bukti atau data.
  • Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulakan melalui keterangan ataupun percobaan-percobaan.

METODE-METODE PENALARAN
Ada dua jenis metode dalam menalar, yaitu induktif dan deduktif.
  • Deduktif

Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus. Hal ini adlah suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna mencapai suatu kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian peryataan yang disebut silogisme dan terdiri dari beberapa unsur yaitu:
a.       Dasar pemikiran utama (premis mayor)
b.      Dasar pemikiran kedua (premis minor )
c.       Kesimpulan
Contoh :
a.       Semua makhluk mempunyai mata. ( premis mayor)
b.      Si Polan adalah seorang makhluk . (premis minor )
c.       Jadi, si Polan mempunyai mata. (kesimpulan)

  •       Induktif

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan yang bersifaft umum. Dalam penalaran induktif ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa atau penrnyataan yang bersifat umum.
Contoh :
Bukti 1 : logam 1 apabila dipanaskan akan memuai
Bukti 2 : logam 2 apabila dipanaskan akan memuai
Bukti 3 : logam 3 apabila dipanaskan akan memuai
Kesimpulan : semua logam apabila dipanaskan akan memuai.

Jenis-jenis penalaran induktif :
a.       Generalisasi
b.      Analogi
c.       Hubungan sebab-akibat

  •         Pendekatan Ilmiah (gabungan antara deduktif dan induktif)

Metode berpikir pendekatan ilmiah adalah penalaran yang menggabungkan cara berpikir deduktif dengan berpikir induktif. Dalam pendekatan ilmiah, penalaran disertai dengan hipotesis.
Contoh :
Seorang siswa yang apabilal sebelum beramgkat kesekolah telah ssarapan terlebih dahulu dalam porsi yang banyak, dia tidak akan kelaparan hingga jam pelajaran berakhir. Secara deduktif, akan disimpulakan bahwa setipa naka yang makan banyak tidak akan cepat lapar. Untuk menjawab kasus seperti ini, kita akan mengajukan pertanyaan mengapa seorang siswa cepat lapar? Untuk itu, kita ajukan hepotesis bahwa siswa akan cepat lapar jika makanan yang dimakan kurang memenuhi standar gizi dan energi yang dihasilkan oleh makanan tersebut sedikit. Kemudai secara induktif  kita uji untuk mengetahui apakah hasil pengujian mendukung atau tidak mendukung hipotesis yang diajukan tersebut.

       B. DEDUKSI

Deduksi adalah pola berpikir dari umum ke khusus. Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang besifat umum. Penalaran deduksi ada dua macam yaitu :
1.       Silogisme
Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (kesimpulan).
Contoh:
PU : semua orang akan mati
PK   : Udi adalah orang
K     : Udi akan mati
2.       Entinem
Merupakan penarikan kesimpulan melalui dua premis (premis umum dan premis khusus) guna menurunkan premis baru (kesimpulan ). Namun dalam penarikan kesimpulan dalam etinem diberikan alasan sebagai penyebab.
Contoh :
Ikan memerlukan air
Di gurun pasir tidak ada air
Di gurun pasir tidak mungkin ada ikan

Adapun ciri-ciri dari paragraf deduktif adalah sebagai berikut :
1.       Kalimat utama berada di awal paragraf.
2.       Kalimat di susun dari pernyataan umum kemudian disusun dengan penjelasan.


    C. INDUKSI 

Induksi adalah penlaran yang menuntun pada suatu kesimpulan dengan memulai menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus menuju pada kesimpulan umum.
Macam-macam penalaran induktif adalah sebagai berikut :
1.       Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebgaian besar gejala yang di minati. Genralisasi mencakup ciri-ciri esensial,bukan rincian. Dalam pengembangan kerangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh :
Jika dibakar plastik akan meleleh,
Jika dibakar sedotan akan meleleh,
Jika dibakar ember akan meleleh,
Jika dibakar botol akan meleleh,
Jadi jika benda plastik dibakar akan meleleh.
2.       Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Contoh :
Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti ketas putih.Bayi akan dibetuk pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat di isi dengan berbagai hal sesuai keinginan pemiliknya. Bila bayi di didik dengan baik maka akan seperti kertas yang terisi denga hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Jadi, membentuk kepribadian baik seorang anak, ibarat kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.
3.       Hubungan Sebab-Akibat
Paragraf hubungan sebab akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada kesimpulan yang menjadi akibat.
Contoh :
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak di tebang. Disamping itu, irigasi didesa tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika panen didesa ini selalu gagal.
4.       Hubungan akibat-sebab
Paragraf hubungan akibat sebab adalah paragarf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi akibat, kemudia fakta itu dianalisis untuk di ambil kesimpulan.
Contoh :
Hasil panen para petani di desa cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena serangan hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya . semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuna para petani dalam pengolahan pertanian.


5.       Paragraf sebab akibat 1 akibat 2
Dalam paragraf hubungan akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaina akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.
Contoh :
Baru-baru ini petani Pekalongan  gagal panen karena tanaman padi mereka diserang hama wereng. Peristiwa ini menelan kerugian ratusan juta rupiah , selain itu distribusi beras ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung terganggu.



Sumber :