Senin, 02 Juni 2014

CARA MENGATASI IMPOR PANGAN

MASALAH IMPOR PANGAN  NEGARA INDONESIA


Negara Indonesia termasuk Negara yang kaya akan sumber daya alam yang berlimpah ruah. Dengan kesuburan tanahnya, Indonesia menjadi Negara ke-3 sebagai produsen bahan pangan di dunia setelah Negara China  dan India dengan kontribusi 8,5 %.
Indonesia merupakan Negara yang sebagian besar masyarakatnya bertopang  pada sektor pertanian sebagai mata pencaharian. Namun, petani Indonesia bukanlah mereka yang tingkat kesejahteraannya tinggi tetapi, mereka merupakan orang-orang yang masih miskin dan terpinggirkan serta sering dirugikan oleh maslah kebijakan pemberasan yang dilakukan oleh pemerintah.
Beras merupakan komoditas pertanian yang memiliki peran penting di Indonesia, selain sebagai sumber makanan pokok beras juga sebagai  penentu bagi kondisi stabilitas sosial politik. Namun, dengan pertumbuhan penduduk yang mencapai 237 juta jiwa membuat sebuah Negara agraris seperti Indonesia masih belum mampu meyediakan kebutuhan pangan dalam negeri sendiri dan pemerintah masih harus mengimpor  dari Negara lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor  yaitu sebagai berikut :
a.   Faktor pertama menjelaskan bahwa Negara Indonesia merupakan Negara terbesar di dunia sebagai pengkosumsi beras terbesar.
b.      Faktor  kedua menjelakan tentang perubahan iklim
c.       Faktor ketiga menjelaskan tentang lahan pertanian di Indonesia yang semakin sempit.
d.      Faktor  ke empat menjelaskan tetang mahalnya biaya transportasi. 

Untuk menciptakan ketahanan pangan dan mengurangi dampak dari ketergantungan impor pangan Negara Indonesia yang di akibatkan oleh beberapa faktor seperti yang dijelaskan diatas, maka di perlukan beberapa usaha sebagai berikut:
a.   Memajukan teknologi sektor pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dalam negeri, karena saat ini teknologi pertanian di Indonesia masih sangat tertinggal dari Negara-negara lain.
b.  Mengoptimalkan penelitian dan pengembangan benih varietas unggul yang tahan terhadap perubahn iklim dan berumur sedang.
c.  Memperlancar arus distribusi hasi pertanian sehingga dapat tersalurkan keseluruh penjuru nusantara dengan harga yang terjangkau sampai ketangan rakyat.
d.      Mematok harga dasar pangan yang menguntungkan petani dan konsumen.
e.      Pemerintah memaksimalkan penyerapan beras dari petani local untuk ketahanan pangan nasional, karena saat ini Bulog selalu impor saat stok produknya semakin menipis.
f.      Memberikan dukungan kepada pelembagaan organisasi petani komoditas pangan yaitu kelompok tani koperasi dan ormas tani.

Dari beberapa usaha yang di nyatakan di atas memeberikan kemungkinan besar jika usaha-usaha tersebut dilakukan seoptimal mungkin maka akan bisa mengurangi angka impor pangan Negara Indonesia  karena jika dilihat dari asumsi yang menjadikan impor beras sebagai ujung tombak bagi terwujudnya ketahanan  pangan dan ketersediaan pangan merupakan logika yang salah dalam pemenuhan kebutuhan, maksud untuk mengamankan keersediaan pangan kebijakan impor beras, justru merupakan pengabaian terhadap produksi beras dalam negeri dan nantinya akan berimplikasi pada kesejahteraan petani. Hal ini juga mempelihatkan bahwa pemerintah lebih menyukai cara instan untuk memenuhi persediaan nasional dengan kebijakan impor beras yang ternyata tanpa banyak memperlihatkan kesejahteraan rakyat dan potensi pertanian. Hal ini menegaskan bahwa kebijakan impor beras merupakan indikasi pengabaian kemandirian pangan dan tingkat kesejahteraan.

Anggota kelompok :
Ayu Ismaini
Chazanah Nurul Indriyani
M. Daniel Arivianto
M. Fachrurozi
(kelas 1EB07)

0 komentar:

Posting Komentar